Bukan film Face Reader

Bukan film Face Reader

Aku menatap kawan bicara didepanku dengan seksama. Kuperhatikan mulai dari alisnya, ah sudah disulam. Lalu aku kematanya , ah dia memakai eyelash dan riasan mata sehingga tampilan matanya lebih besar. Lalu kehidung bangirnya eh tunggu hidung itu juga dishading begitupun pipi tirusnya. Lalu bibirnya yang seksi dengan warna orange berkilat, basah. Rasanya ingin kucicipi bibir merekah itu, pasti harum , manis dan kenyal. Aku menelan saliva seperti anjing yang  ngiler. Lalu telingaku tak mampu menangkap kata- kata yang diucapkannya. Mataku turun ke dadanya, ah ternyata dia memakai baju yang sedikit transparant. Bisa kulihat warna bra nya ‘ hitam’. Ukurannya lumayan besar. Lalu mataku turun kebawah lagi dia memakai rok pendek , duduk miring dengan satu kaki kiri diatas kaki kanan. Paha putih mulusnya terpampang nyata didepan ku. Kembali ku telan salivaku. Selain telinga ku yang tak mampu mendengar suaranya sepertinya mataku pun mulai melihat hal- hal lain. Ah aku berhalusinasi disaat seperti ini ? Seharusnya aku ga usah sok- sok an seperti difilm “face reader “ membaca wajah? Ini bukannya  membaca wajah malah membaca yang lain dan membangkitkan yang lain dalam diriku. Film face reader ini menceritakan tentang seorang yang sangat ahli membaca wajah , namun keahliannya itu membuatnya kehilangan putra tercintanya. Tragis bukan ?

Ku coba meraih kesadaranku dengan mengerjap - kerjapkan mata . Dia menyodorkan formulir didepanku “ tanda tangan disini, disini, dan disini “ . Dia membolak balik formulir itu. Semua sudah saya tandai. Ini formulirnya sudah saya tanda – tangani juga. Aku perhatikan tanda tangannya , kembali jiwa sok- sok an aku bergelora. Sok membaca tanda tangan.

 “ Baiklah , tapi formulir ini saya bawa dulu . Nanti segera saya kabari. “  

Dia tersenyum memamerkan gigi kelinci nya “ Apa ada yang belum dimengerti, bisa ditanyakan langsung atau mau saya jelaskan ulang “ ?

Oh saya sangat berterima kasih , namun saya masih ada keperluan lain” elakku

Ok, saya tunggu secepatnya kabar baik dari Anda. Sekali lagi terima kasih. Minuman ini saya yang bayar . Mari “. Lalu dia melangkah menuju kasir. Dan tinggallah ku sendiri terpakau menatap punggungnya.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.