MENGASAH DIRI

Seandainya saya mempunyai waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya. [-Abraham Lincoln.]

MENGASAH DIRI

Mengasah Pisau.

Seandainya saya mempunyai waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya.

[-Abraham Lincoln.]

Pagi tadi setelah olah raga saya bantu-bantu isteri memasak di dapur. Pada saat memotong sayur dan daging isteri mengeluh karena pisaunya tumpul. Untuk melancarkan pekerjaan dapur yang rencananya masak oseng, maka saya harus mengasah pisau tersebut. Saya ambil beberapa pisau untuk diasah dengan batu asahan (Jw. ungkal). Tidak mudah untuk mengasah pisau karena dari beberapa pisau terbuat dari bahan besi yang berbeda. Mengasahpun harus menggunakan ilmu dan pengalaman.

Dari beberapa pisau yang saya asah ternyata masing-masing membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Ada yang diasah sebentar sudah tajam dan ada yang lama sampai terasa panas namun belum tajam juga. Ternyata menajamkan pisau harus disesuaikan dengan bahan dasarnya. Seperti halnya proses pembelajaran di sekolah, setiap anak memiliki kompetensi , minat, dan bakat yang berbeda-beda sehingga tidak aneh jika dalam menerima pelajaran dari guru hasilnya tidak sama. Bagi anak yang memiliki minat belajar dan bakat dipastikan akan lebih cepat 'tajam' pinter dibanding yang minat belajar rendah dan tidak ada bakat.

Ketajaman pisau tergantung juga pada kualitas bahan bakunya, bahan baku yang siap ditempa, dibakar dan didera akan menghasilkan pisau yang tajam dan memiliki harga yang mahal. Berbeda dengan bahan pisau yang tidak tahan atau tidak siap ditempa oleh tukang pande maka tidak akan menjadi pisau yang tajam. Bahan besi tersebut hanya akan menjadi tumpukan besi tua yang berkarat keropos dan tidak berguna. Demikian juga manusia, agar dirinya menjadi orang yang 'tajam' cerdas, sukses maka harus siap dengan sebuah proses tempaan dan ujian berat. Apabila proses tempaan dan ujian dilalui dan lulus maka kita akan menjadi orang hebat berkualitas yang bermanfaat bagi kehidupan. Pandemi covid 19 adalah Ujian dan tempaan dari Allah, jika kita sabar dan ikhlas mengambil hikmah maka kuta dapat menjadi orang normal baru yang adaptif.

Mengasah berarti merawat dan memelihara kualitas dan kesuksesan agar selalu 'tajam' tidak tumpul dan berkarat. Reposisi diri terhadap perubahan, peluang; dan tantangan adalah cara kita untuk selalu menjaga personal quality agar tidak punah dari kehidupan. Oleh sebab itu mengasah dirilah sesuai dinamika dan fluktuasi jaman agar bertahan menjadi pemenang dalam kehidupan. Tidak peduli dan tidak mengasah diri berarti gagal dan hanya akan menjadi penonton abadi.

'Jadilah pisau yang tajam setajam silet'

Keterangan foto tidak tersedia.

                                                 Mengasah Pisau

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.