STRATEGI KOMUNIKASI ALA MARKETING UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK DENGAN MERTUA

STRATEGI KOMUNIKASI ALA MARKETING UNTUK MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK DENGAN MERTUA
ilustrasi foto nenek dan cucu

STRATEGI KOMUNIKASI ALA MARKETING UNTUK                MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK

                                   DENGAN MERTUA       

 

 

            “Aku lelah sekali. Mertuaku selalu ikut campur urusan rumah tangga kami. Anakku menangis sedikit saja. Ia langsung memarahi  dan mengatakan aku tak becus jadi ibu!”

            “Menantuku sungguh keterlaluan. Ia telah menjauhkan aku dari anak lelakiku. Sejak menikah dengannya, anakku kini tak pernah lagi punya waktu untukku. Jangankan datang menjenguk, sekedar menelpon untuk menanyakan kabar saja tak sempat. Lupakah Ia bahwa akulah yang dulu bersusah payah membesarkan suaminya itu?”

            Sering mendengar kata-kata keluhan seperti itu? Atau justru pernah mengalami hal serupa? Kisah klasik hubungan menantu mertua yang kerap tidak akur sudah menjadi rahasia umum yang sering terjadi dalam sebuah keluarga.  Cerita hubungan mertua dan menantu  yang berbeda pendapat mulai dari  masalah kecil hingga melebar dan tak jarang akhirnya jadi seteru, sering  dijumpai dalam kisah film, sinetron , atau  bahkan lingkungan sekitar kita. Ibaratnya, lagu lama yang masih sering diputar ulang , berganti-ganti pemeran dan alur cerita, namun inti masalahnya tetap sama. Umumnya yang sering mengalami masalah adalah ibu mertua dengan menantu perempuan.

            Hubungan  tidak harmonis antara mertua dan menantu jika  dibiarkan terjadi dalam waktu yang cukup lama tanpa  ada upaya mencari jalan untuk membenahinya, dapat menjadi sumber perpecahan dalam rumah tangga. Pada beberapa kasus perceraian, masalah terjadi bukan karena ada pihak yang tidak setia, melakukan kekerasan, atau masalah ekonomi, tapi karena perselisihan dan ketidakcocokan dengan mertua.  Dalam tradisi kita yang  kental dengan adat ketimuran, menikah tak hanya berarti komitmen dua orang yang memiliki perbedaan untuk menyatu dalam sebuah rumah tangga dengan segala suka dukanya. Menikah juga berarti upaya untuk mengharmoniskan hubungan dua keluarga agar bisa sejalan. Hubungan harmonis dua keluarga ini bisa terwujud dengan baik, jika sang menantu yang merupakan interpretasi dari karakter dan nilai-nilai yang diterapkan dalam keluarganya, memiliki relasi yang baik, dapat diterima,  serta mampu  menjalin komunikasi dengan keluarga pasangannya.

            Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih  sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami ; hubungan ; kontak. Kemampuan untuk mengkomunikasikan sebuah pesan, berita, peristiwa, atau keinginan dengan baik, sangat berpengaruh terhadap reaksi yang diterima. Seringkali  terjadi, sebuah berita  mendapat tanggapan yang berbeda karena cara menyampaikan berita tersebut juga berbeda. Namun, bagaimana bisa menjalin komunikasi yang baik jika dari awal mertua sudah menunjukkan tanda-tanda tidak suka dan tidak menerima? Atau bagaimana bisa membuka komunikasi jika orang yang diajak berkomunikasi diam saja, tidak memberi tanggapan, ibaratnya seperti berbicara dengan tembok.

            Tentu saja, komunikasi yang baik tidak dapat dibangun dalam sekejap. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya membutuhkan proses, kesabaran, serta strategi  seperti halnya   dalam dunia marketing dan bisnis. Bagi anda yang berkecimpung dalam dunia marketing dan bisnis, tentu sudah tidak asing dengan istilah target penjualan. Sebuah bisnis dapat dikatakan berjalan dengan baik jika target penjualan terpenuhi bahkan melampaui target yang telah ditetapkan. Agar  target penjualan dapat tercapai, tenaga marketing harus mampu membina hubungan baik,  mampu memperkenalkan dan menyampaikan keunggulan produk tersebut pada calon konsumen, hingga calon konsumen yakin untuk menggunakan produk, baik barang maupun jasa dari perusahaan.

            Setali tiga uang dengan dunia bisnis, strategi  juga dibutuhkan  saat membangun hubungan dengan mertua. Bedanya, jika dalam bisnis tujuan yang ingin dicapai adalah tercapainya target keuntungan perusahaan, dalam relasi menantu mertua target yang ingin dicapai adalah keharmonisan hubungan dalam keluarga. Beberapa strategi yang umum dilakukan dalam bidang marketing ini , bisa diterapkan pula saat akan mulai melakukan pendekatan, yaitu :

  1. Membangun pondasi hubungan yang kuat.

Jika dalam marketing hubungan baik dengan konsumen adalah sebuah asset yang berharga, demikian pula hubungan baik dengan mertua. Hubungan baik dengan orang tua pasangan , bisa menjadi akar yang kuat dan memperkecil kemungkinan timbulnya konflik internal dalam rumah tangga. Sering sekali terdengar ungkapan perempuan adalah mahluk yang rumit, susah ditebak keinginannya, serta sulit untuk dimengerti. Namun jangan lupa, hanya perempuan yang bisa memahami isi hati sesama perempuan dengan lebih baik. Ketika anak lelakinya mengatakan akan  menikah, seorang ibu kadang merasa cemas  dan khawatir perhatian sang anak padanya akan berkurang. Kehadiran orang baru dalam kehidupan anaknya, akan menggeser posisinya  di hati anak lelakinya.  Perasaan cemburu dan takut kehilangan ini sering menjadi sumber rasa tidak suka ibu mertua  pada menantu. Konflik bisa semakin meruncing apabila setelah menikah tinggal serumah dengan mertua, masalah kecil bisa jadi besar.  Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk membangun pondasi hubungan adalah dengan mulai membuka diri, melakukan pendekatan dengan berkomunikasi, sering berbincang, mengungkapkan pikiran, serta apa yang dirasakan. Hubungan tidak bisa terjalin jika ada pihak yang tidak bersedia membuka diri. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Jadi biarkan mertua mengenal diri anda agar Ia bisa menyayangi anda, demikian pula kenali mertua  agar anda bisa menyayanginya !

  1. Mencari tahu apa kebutuhannya.

Dalam marketing, penting untuk mengetahui kebutuhan calon konsumen agar anda dapat menawarkan produk yang tepat  untuknya. Demikian pula penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh mertua, pahami rasa cemasnya , dan buat Ia yakin bahwa Ia tidak perlu  merasa cemas akan kehilangan perhatian ketika anaknya menikah. Kebutuhan untuk memiliki rasa aman dan perasaan  tetap  dibutuhkan oleh sang anak  dapat mengurangi rasa cemas ini. Tunjukkan padanya bahwa pernikahan tidak serta merta membuatnya kehilangan sang anak, tapi justru sebaliknya pernikahan itu membuat hubungan keluarga lebih erat.

  1. Lebih banyak mendengarkan.

Bisa menjadi pendengar yang baik sangat penting ketika kita berkomunikasi. Dengan mendengarkan lawan bicara, menunjukkan bahwa anda memiliki empati terhadap kebutuhannya. Mendengarkan orang berbicara sampai selesai  juga melatih diri untuk mencerna sebuah informasi dengan baik, sehingga tidak mengambil keputusan yang gegabah.

  1. Tunjukkan kepedulian.

Pernahkah mendengar hati yang sekeras batu juga akan luluh bila terus ditetesi kasih sayang? Tunjukkan pada mertua bahwa anda menyayangi dan peduli padanya. Memberikan kado saat hari ulang tahun,  membuatkan atau membelikan  makanan kesukaannya, merupakan hal kecil yang menunjukkan perhatian anda padanya. Berikan waktu untuk suami dan mertua menikmati waktu bersama, pergi bersama atau melakukan kegiatan bersama ,  sehingga mertua tidak merasa ditinggalkan.

  1. Jangan malu untuk meminta maaf.

Sama seperti suami istri yang kadang berbeda pendapat, meskipun sudah berusaha sebaik mungkin, ada kalanya  perselisihan dengan mertua tidak dapat dihindari. Jika hal itu terjadi, tenangkan diri dan usahakan untuk tidak bercerita dengan orang lain atau mengadu kepada orangtua dalam kondisi emosi. JIka itu adalah masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, bicarakan dengan suami, minta bantuannya. Bicarakan kembali jika kondisi sudah  lebih kondusif. Jangan malu atau gengsi untuk meminta maaf, meskipun itu bukan kesalahan anda. Meminta maaf tidak serta merta membuat anda menjadi yang bersalah atau kalah, tapi dengan meminta maaf anda telah menunjukkan kedewasaan dan kebesaran hati.

            Selain  yang disebutkan tadi, hal yang tak kalah penting  saat membangun hubungan dengan mertua, pasangan, keluarga, lingkungan kerja, maupun masyarakat, adalah ketulusan hati dan keiklasan. Hati yang tulus dan iklas akan menebarkan energi positif  serta membawa kebaikan kepada siapapun dan dimanapun Ia berada.

 

 

 

 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.