Aku dan Kakak Sahabat Penaku

Aku dan Kakak Sahabat Penaku

 

 

Aku dan Kakak Sahabat Penaku

 

Pernahkah punya orang dari negara lain sebagai tamu? Aku pernah. Aku ingin sekali bertemu Jonathan, sahabat penaku. Tapi sayang sekali, ia tidak bisa ke Jakarta. Namun aku dan keluargaku kedatangan Simon. Ia adalah kakak Jonathan, sahabat penaku yang dari Jerman. Ia punya pacar orang Indonesia lho! Karena itu, ia sedikit bisa bahasa kita. Alasan kami kedatangan pria ini karena diajak pacar ke negara kelahirannya.

Ketika sampai di Indonesia, Simon dan pacarnya liburan di Bali. Kebetulan, Jonathan membagikanku foto-foto kakaknya di Bali. Ada yang ketika di air terjun, melihat monyet, dan juga rekaman Bali sedang hujan. Setelah menghabiskan waktu di Bali, sang pacar mesti ke Surabaya untuk berkumpul bersama keluarganya. Harusnya sih, ajak Simon. Namun perempuan itu belum siap mengenalkan pacar Jermannya. 

Oleh karena itu, Simon memutuskan untuk mengunjungi aku dan keluarga di Jakarta, lalu ke Filipina, kemudian menemui pacarnya kembali di Surabaya. Rencananya, ia akan menginap di tiga hari dua malam di rumahku, namun ada kesalahan teknis di tiket yang dibelikan Mama ke Filipina. Ternyata, Simon mesti berangkat ke Manila malam-malam sebelum hari ketiga. Yaahh...jadi nggak bisa habisin waktu banyak dengan Simon deh! Tapi dua hariku bersamanya berjalan baik.

Aku dan Simon di Depan Monas

Di hari pertama, aku dan Papa menjemput Simon di bandara Halim Perdanakusuma. Setelah terbang dari Bali ke Jakarta, Simon memutuskan untuk makan siang bersama kami berdua di bandara. Kami makan di restoran makanan Indonesia, karena Simon masih ingin mencoba itu. Kami juga mengobrol tentang apa saja, terutama tentang liburan Simon di Bali.

Setelah itu, baru deh kita ke rumah! Rencananya Simon menginap di kamar almarhum Opa di lantai dua. Namun sebelum itu, aku mengenalkannya pada rumahku, mulai dari dapur, ruang tamu, ruang keluarga, sampai lantai 2. Aku juga mengenalkannya pada kucing-kucingku. Hanya saja, kucing favoritku, Olivia, tidak suka tamu, jadi ia berusaha menjauh dari Simon. Aduh, Olive, Olive, sampai kapan sih kamu takut sama tamu?

Kemudian, lelaki yang lebih tinggi dariku ini membawa oleh-oleh untukku dan keluarga. Ada buku resep makanan Jerman, kaos pink (Untukku), coklat, dan puzzle bangunan terkenal di Jerman. Kami senang dengan oleh-oleh yang ia berikan.

Karena Simon ingin makan malam di luar, aku dan Mama mengajak Simon ke mal Kota Kasablanka. Di situ, kita makan di food court. Simon memilih makan batagor, karena itu makanan Indonesia favoritnya. Aku suka ia menikmati kuliner Indonesia. Kebetulan, ini pertama kalinya Simon ke Indonesia lho! Maka beruntung sekali dia. Hehe!

Di hari kedua, aku dan Mama mengajak Simon ikut Jakarta Walking Tour. Kami ikut bersama turis-turis lain. Kenapa nama aktivitasnya Jakarta Walking Tour? Karena di program itu, kami keliling Jakarta dengan jalan-jalan. Wuiih...rasanya pasti capek. Tapi aku enjoy aja ikut Jakarta Walking Tour. Kami jalan-jalan ke Museum Nasional---Bisa juga disebut Museum Gajah tempat semua turis dan pemandu wisata bertemu---, gedung Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Monumen Nasional---Monas, Masjid Istiqlal, dan Katedral Jakarta.

Bersama Para Turis Jakarta Walking Tour

Di dalam Katedral Jakarta

Di antara semua tempat yang kami datangi, kami hanya masuk Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta. Ketika sampai di Masjid Istiqlal, kami mendapati tempat itu sedang di renovasi. Tapi nggak apa-apa lah! Kami hanya masuk dan melihat saja apa yang di dalam masjid itu, seperti kubah, bedug, dan lapangan salat---hanya buat salat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha. Sebenarnya sudah lama aku tidak ke masjid ini. Kalau nggak salah, pertama dan terakhir kali aku mengunjunginya adalah waktu outing SD. Sementara bagi Simon, ini adalah kunjungan pertamanya ke masjid karena ia Kristen. Oya, selama di dalam, ia memakai jubah. Hehehe...tapi bukan jubah mandi ya. Jubah yang dipakainya khusus buat lelaki yang mengunjungi masjid pakai celana pendek. Kenapa tidak boleh? Karena masjid kan tempat ibadah. Jadi buat para lelaki, jangan pakai celana pendek ke masjid ya!

Setelah wisata di masjid, kami pergi ke Katedral Jakarta. Katedral adalah gereja. Kebetulan ini kunjungan pertamaku ke situ. Karena aku Muslim, aku sedikit deg-degan, boleh nggak ya masuk ke gereja? Akhirnya aku memberanikan diri untuk memasuki tempat ibadah itu untuk melihat bagian dalam gereja seperti apa, tapi aku nggak ikut berdoa ya! Mama juga ikut masuk, karena ketika ia ikut pertukaran pelajar di Amerika, ia bergabung dengan paduan suara yang tampil di berbagai tempat, salah satunya gereja. Hanya saja, ia tidak ikut menyanyikan lagu Kristiani, karena ia Muslim sepertiku.

Suasana di dalam Katedral Jakarta sunyi, seperti masuk ke dalam masjid. Ada organ, pieta---patung Bunda Maria yang memegang jasad Nabi Isa (Umat Kristen dan Katolik menyebutnya Yesus), putranya yang kembali ke pangkuan tuhan setelah dibunuh di tiang salib---, dan banyak lilin. Lalu, ketika keluar gereja, kami melihat museum katedral dan goa Maria, cuma kami tidak memasuki museum itu karena Jakarta Walking Tour kami berakhir.

Kemudian, aku, Mama, dan Simon pergi kembali ke Museum Nasional, karena Simon ingin melihat isi tempat bersejarah itu. Kami pergi ke sana naik bus bertingkat yang dipakai khusus untuk mengelilingi Jakarta. Sesampainya di museum, kami makan siang dulu. Kemudian Simon melihat banyak hal bersejarah dari lantai pertama sampai akhir. Mama bilang, kakak Jonathan ini seperti Papa karena ia menikmati museumnya.

Sesudah melihat-lihat museum, lelaki yang bulan lahirnya sama sepertiku ingin mencari oleh-oleh untuk keluarganya. Jadi kami pergi ke mal Grand Indonesia. Beberapa barang yang Simon beli termasuk kemeja batik buat Jonathan dan buku resep Indonesia untuk Ibunya.

Malamnya, kami berpamitan dengan Simon. Begitulah pengalamanku dengan tamu asing. Aku agak kecewa hanya bisa menghabiskan waktu singkat saja dengannya, namun aku senang bisa menemani kakak Jonathan untuk menikmati Jakarta. Aku tidak akan melupakan pengalaman ini. Semoga suatu hari, Jonathan dan keluarganya ke Jakarta, atau semoga aku dan keluargaku diberikan banyak rezeki supaya bisa ke Jerman. Amin.  

                                                                  ******

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.