HOROR POS

HOROR POS

HOROR POS

Tadi pagi saya memaksa diri keluar dari Pos, soalnya mau ke wc airnya habis. kebeletnya minta ampun. Dan waktu pagi yang saya maksudkan di sini jam setengah tiga. Mana suasananya masih gelap, banyak suara-suara aneh di hutan, pokoknya Horor sekaleeee...!

Akhirnya saya turun gunung. Sepanjang jalan dari pos menuju wc yang berada di bawah bukit, mulut komat-kamit tanpa henti. semua bacaan pengusir setan saya lafalkan. Doa pengusir setan habis, doa-doa lain yang saya pake. Dari doa bangun tidur, doa makan sampe doa tidur kembali.

Gak tau, siapa juga nih yang bikin pos di atas bukit. Kaya’ tidak ada tempat lain saja. Biasanya sih, pos itu dekat dengan jalan, dekat dengan keramaian. Ini, malah dekat dengan ‘kuburan’. 

Bagaimana tidak, lokasi pos di atas bukit, dekat dengan hutan, tidak ada orang yang tinggal di sekitarnya. Hanya ada suara jangkrik dan suara aneh yang tidak jelas asalnya darimana.

Alhamdulillah, setelah sampai di bawah baru lega rasanya. Selang beberapa saat hajat tertunaikan, jantung mulai deg-degan lagi, soalnya saya harus naik lagi. Bisa di bayangkan nda, dari suasana terang dengan lampu di bawah bukit di paksa naik lagi ke bukit dengan suasana yang sangat gelap dan menyeramkan...

Tanpa melirik ke kiri dan ke kanan, saya tancap gas menyusuri jalan yang ada di depan. Di sepanjang jalan banyak suara-suara aneh. Tiap ada suara aneh yang muncul, jantung saya berdetak kencang. Saya tidak pedulikan, dan saya tetap berusaha tenang seraya membaca doa-doa pamungkas dengan keras.

Cahaya lampu di pos udah kelihatan, Alhamdulillah pertanda sudah dekat. Saya menambah kecepatan motor, namun hampir terpeleset gara-gara jalanan becek.

Alhamdulillah begitu sampe, saya langsung masuk, kunci pintu, ambil sarung langsung tidur. Pengalaman yang menerorkan turun dari bukit di tengah malam, nda mau dua kali seperti ini!

Esoknya saya ngancam staf di perusahaan itu, kalau permintaan air lambat di respon, saya bakal tinggalkan pos biar si staf karyawan itu juga kena marah sama bosnya. Akhirnya dia memelas supaya tidak di laporkan dan bersegera / quick respon menyuruh sopir tangki air mengisi air di pos.

Sebenarnya nda perlu marah-marah kalo karyawan di perusahaan itu tau tugasnya masing-masing. Tapi yah begitulah keadaannya, kita di paksa untuk memaklumi hal yang sudah menjadi kebiasaan.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.