Kutunggu Jandamu Siap Menggoyang, Segera Dapatkan jangan Sampai Tertinggal

Kutunggu Jandamu merupakan buklu antologi 23 penulis The Writers. terinspiarasi dari kata-kata di pantat truk.

Kutunggu Jandamu Siap Menggoyang, Segera Dapatkan jangan Sampai Tertinggal

kuntunggu jandamu

SILANEWS – “Dari awal saya sudah bertekad untuk memilih (judul) kutunggu jandamu, bukan karena paling vulgar, namun tulisan itu yang paling sering muncul, paling melegenda. Saya sadar dari awal ini akan ada yang mempermasalahkan ketika dimunculkan,” ujar Budiman Hakim atau biasa dipanggil Om Bud, inisiator buku antologi 23 penulis Kutunggu Jandamu dalam live dialog di Instagram @asep_herna, Kamis (23/12/2021).  

“Ingat pantat truk, ingat kutunggu jandamu,” sela moderator dialog, Asep Herna.

“Tulisan adalah potret dari kehidupan dan tulisan-tulisan di pantat truk banyak yang inspiratif. Yang paling melegenda adalah Kutunggu Jandamu,” tambah Om Bud dalam live dialog yang dipandu Asep Herna.  

Selain Om Bud, hadir pula editor buku, Oksand, dan Tya Subiakto, salah seorang penulis antologi buku Kutunggu Jandamu.

Om Bud merasa perlu memberikan penjelasan karena sejak awal perencanaan penerbitan buku muncul berbagai pertanyaan mengenai alasan pemilihan judul kutunggu jandamu.

“Ketika ide judul buku dimunculkan, banyak yang protes karena judulnya dinilai tidak mendidik,” papar Om Bud.

“Padahal judul buku itu kan diambil dari potret kehidupan, realitas hidup yang menjadi inspirasi untuk kita tulis. Karena cerita yang bagus adalah cerita yang insightfull. Cerita yang bukan hanya pengalaman sendiri tetapi juga dialami banyak orang,” ujar Om Bud lebih lanjut.

“Sehingga ketika cerita yang dibuat dibaca orang lain, pembaca akan langsung terlibat secara emosional di dalamnya. “Oh … saya juga pernah mengalami hal ini nih”,” jelas Om Bud.

Selain kontroversi judul buku, hal lain yang dipertanyakan adalah soal proses pemilihan tulisan sehingga layak masuk dalam buku. Kenapa 23 tulisan tersebut dipilih dari sekian banyak tulisan yang masuk?

“Ha ha ha ini pasti pertanyaan titipan dari para penulis yang karyanya tidak lolos seleksi,” canda Om Bud

Menjawab pertanyaan tersebut, Om Bud kemudian menjelaskan bagaimana ia dan Asep Herna menggunakan pendekatan Go No Go yang biasa digunakan ketika memilih karya dalam lomba pariwara.

Sebagai seorang juri dalam beberapa kali perlombaan pariwara, Om Bud bisa merasakan suatu karya bagus atau tidak bagus dari awal membaca, melihat dan mendengar.

Menurut Om Bud, melalui penggunaan pendekatan Go No Go, karya tulis seseorang bisa langsung dinilai bagus atau tidak sejak kalimat atau paragraf awal. Karya tulis yang bagus adalah yang bisa membawa penulisnya GO ke paragraph kedua, ketiga dan seterusnya hingga akhir tulisan. Bukan NO, karena itu berarti pembaca malas mengikutinya karena tidak menarik.

Dengan pendekatan Go No Go, banyak tulisan yang kemudian langsung tereliminasi karena kurang menarik sejak awal, baik narasi penceritaan maupun penulisan yang tidak sesuai ejaan yang baik.

“Sebenarnya ada juga tulisan yang menarik dan kuat, tapi terlalu vulgar dalam penceritaannya. Saya terpaksa tidak memilihnya karena berpotensi bermasalah,” jelas om Bud

“Pemilihan judul Kutunggu Jandamu saja sudah ramai, apalagi ditambah tulisan-tulisan lain yang vulgar,” tambah Om Bud

Selain “kutunggu jandamu” yang menjadi judul buku, judul-judul tulisan lainnya yang berasal dari tulisan di pantat truk memang sangat menarik, lucu, tragik bahkan filosofis.

Seperti dibacakan Asep Herna, beberapa tulis tulisan lainnya “Bertemu di Bus Berpisah di Terminal,” “Selingkuh Gampang Setia Lebih Menantang”, “Putus Cinta Sudah Biasa Putus Rem Bisa Binasa”.

Ada juga judul “Rejeki Seko Silitmu”, “Jangan Tinggal Yang Baik Demi Yang Menarik”, “Terima Jasa Tabrak Mantan,” “Udah Lama Gak Gitu Pas Gitu Gak Lama”, “Biarkan Aku Saja Pakai Masker, Kamu Di Rumah Cukup Pakai Daster”, “Pulang Malu Gak Pulang Rindu”.

Penasaran dengan buku Kutunggu Jandamu? Tunggu apa lagi, bisa segera pesan ke salah seorang penulisnya (Aris Heru Utomo) dengan mengirimkan SMS ke 081328531709

Melalui buku ini kita bisa memperoleh pelajaran tentang beragam gaya tulisan, setidaknya dari 23 penulisnya, bukan cuma sekedar menulis konten dan konteks cerita.

Melalui buku ini juga kita bisa melihat bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa. Yang harus dilakukan adalah coba menulisnya. Saat Inspirasi datang jangan pernah lewatkan serta gunakan inspirasi untuk berbagi.

Creative attitude setiap hari agar bvisa menulis dengan baik sebagai bagian olah rasa.

Launching buku Kutunggu Jandamu sendiri akan dilakukan via zoom pada minggu kedua Januari 2022.

#kutunggujandamu ***

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.