Nothing

“The only thing I know is that I know nothing” – Socrates

Nothing

 

“Minggir, minggir, hey jangan menghalangi mobil kami mau lewat!” kata seorang sopir berseragam rapi dari mobil mewah, sambil membunyikan klaksonnya.
Toto menoleh.
Penumpang mobil itu seorang pria berambut pirang, berpakaian rapi. Ia  sedang berbicara di telponnya. Seorang wanita cantik duduk di sampingnya.
Toto berjalan menghampiri kaca mobil itu meminta uang.
“Tolong singkirkan gembel ini!” kata Pria itu.
“Saya lapar pak, boleh minta sedikit uang!” kata Toto tetap berusaha.
“Manusia tak berguna, sampah masyarakat!” Pria itu mencaci kesal.
“Liat saya sedang telpon!, pergi kau!” kata Pria itu mengusir Toto.
Dua bodyguard  keluar dari mobil dan menyeret Toto pergi.
“Kau tau itu siapa?” kata bodyguard itu.
Toto menggeleng.
“Calon Presiden kita, pergi, jangan mengganggu kami!” kata bodyguard.
Toto berjalan menuju tempat pembuangan sampah.
Mudah-mudahan hari ini aku beruntung mendapat banyak makanan sisa, pikirnya.

 

Sir Alexander Chanler the 3rd  melangkah ke podium .
Para hadirin bertepuk tangan. Istrinya yang cantik dan mantan bintang film ikut bertepuk tangan di antara hadirin.
Acara itu dihadiri oleh banyak imigran dari Meksiko, sehingga Alex berpidato dalam bahasa Spanyol.

Hari ini ada 4 acara yang diikutinya.
Acara pertamanya adalah sarapan pagi Dim Sum dengan para Tokoh Masyarakat keturunan Chinese di Chinatown. Tentu saja dia menggunakan bahasa Mandarinnya yang fasih.
Mereka semua menyambutnya dengan hangat. Semua menyatakan akan mendukungnya untuk pemilihan Presiden yang akan datang.
Acara keduanya di Gedung kesenian bersama para pemusik. Dia memperlihatkan kepiawaiannya bermain piano klasik. Dan ketika sesi tanya jawab, banyak wartawan asing yang hadir. Semua pertanyaan dijawabnya dengan bahasa mereka masing masing. Alex menguasai 20 bahasa Asing.  Ini adalah salah satu keunggulannya untuk menarik hati pemilih dari berbagai latar belakang etnis.
Acara ketiga adalah menjenguk rumah sakit.  Alex sangat perhatian pada  pasien anak-anak. Anak anak itu langsung lengket dengan Alex. Mengundang decak kagum para wartawan.
Setelah itu mereka membawa Alex ke pusat penelitian Biotechnology yang berada di samping rumah sakit.
Ternyata Alex cukup menguasai terminology mereka. Alex pernah kuliah di jurusan biology, sebelum akhirnya pindah ke ilmu Politik.
Para wartawan berdecak kagum pada Alex. 
Paket komplit. Politikus itu berasal dari keluarga konglomerat yang sudah beberapa generasi menguasai ekonomi di negera itu.
Selain Pintar, menguasai banyak bahasa Asing. Alex juga media darling. Ramah dan pintar mengambil hati para wartawan.

Acara malam ini adalah acara ke empat. Sebetulnya Alex sudah lelah. Tapi dia berusaha tampil prima.
Dia adalah Gubernur kesayangan di sini. Semua media dan lembaga survey menyatakan Alex selalu unggul dalam setiap jajak pendapat. Dengan persentase kemungkinan terbesar terpilih menjadi President.

 

Toto membuka tempat pembuangan sampah besar itu. Mencari sisa-sisa makanan yang masih dapat dimakannya. Dia menemukan sepotong ayam goreng yang belum habis. Dibersihkannya kotoran yang menyelimutinya dan melahapnya.
Hingar-bingar dan tepuk tangan meriah dari dalam gedung pertemuan  di sampingnya itu, tidak mengganggu kesibukan Toto.
Toto kemudian menemukan beberapa potong kentang goreng dan botol minuman yang setengah kosong. Rejeki, pikir Toto sambil segera melahapnya.

Tiba tiba terdengar suara dentuman keras, dan dilihatnya gedung megah itu rubuh seketika.
Toto melarikan diri ke arah berlawanan.
Namun gedung gedung lain di sekitarnya juga rubuh. Mobil mobil berjatuhan lepas kendali dan hancur. Toto susah bergerak, terbawa getaran besar. Akhirnya Toto bersembunyi di dalam selokan di bawah tanah. Air selokan itu bau. Tapi Toto sudah terbiasa dengan aneka bau-bauan. Dia sudah jadi tunawisma puluhan tahun sejak muda.

Segala dentuman itu masih berlangsung lama, hingga Toto tak sadarkan diri tertidur di selokan.
Saat bangun, semua bajunya basah dan kotor. Itu baju satu satunya. Toto membuka bajunya dan mencoba mengeringkannya.
Rupanya keadaan sudah tenang kembali. Hanya dilihatnya sekelilingnya, semua gedung pencakar langit hancur rata ke tanah. puing puing bangunan ada di mana-mana.
Toto tidak melihat seorang manusia pun. Padahal tadi ramai sekali.
Kebanyakan kerumunan masa tadi memasuki gedung pertemuan di sampingnya.
Karena Toto dengar hari ini ada pertemuan dengan calon Presiden. Tapi Toto tidak peduli.
Dia tidak pernah memilih presiden. Selama 40 hidupnya, Toto sudah mengalami masa  jabatan beberapa President terpilih. Buat apa capek-capek milih, siapapun yang menang pemilihan Presiden, Toto tetap saja jadi gembel, pikirnya.
Didatanginya reruntuhan gedung itu. Siapa tau ada sisa-sisa makanan.
Banyak mayat bergelimpangan bercampur dengan reruntuhan gedung.

Tiba tiba terdengar suara rintihan meminta tolong. Toto segera menghampiri sumber suara itu.
Seorang pria tertimpa reruntuhan gedung. Toto berusaha sekuat tenaga menolongnya, memindahkan reruntuhan itu.
Akhirnya  dia berhasil menolongnya.
Wajah dan Jas pria itu kotor tertutup debu, ia berusaha membersihkan dirinya.
Pelan-pelan debunya hilang, Toto mulai mengenali wajahnya.
Pria sombong di mobil tadi.
“Terima kasih sudah menolong saya, saya akan memberi imbalan yang besar pada anda.” kata Alex. Lalu ia meraih dompetnya. Namun dia tidak menemukanya.
Dilihat sekelilingnya hanya reruntuhan. Tidak ada siapa siapa kecuali pengemis itu.
Dia berusaha mencari telponnya. tidak ketemu juga.
Dia berusaha mencari mobilnya. Tapi tidak ada mobil yang selamat.
“Oh No!’ katanya.
“Apa yang telah terjadi?, Saya harus pulang. Tapi bagaimana caranya pulang dari sini tanpa kendaraan?” kata Alex panik.
“Gempa bumi!” kata Toto dengan santai.
“Kamu pulang ke mana?” tanya Toto.
Alex menyebutkan alamatnya.
“Itu dua jam jalan kaki dari sini” kata Toto.
“Tak ada pilihan lain, Saya harus jalan kaki!” kata Alex.
“Silahkan aja, tapi begitu sampai, rumahmu juga tinggal reruntuhan!” kata Toto tertawa.
“Saya harus mencari manusia manusia lain yang selamat, pasti ada manusia lain yang selamat!” kata Alex.
“Mungkin. tapi mereka juga tidak bisa menolong kamu, Semua gedung sudah hancur!” kata Toto sambil tertawa.
Toto kembali mengais-ngais makanan.
“Mendingan ikut saya cari makanan sisa!” saran Toto.
“Apa?, cari makanan sisa?, kau tahu saya siapa?” tanya Alex.
“Bodyguardmu bilang kamu calon President!” kata Toto.
“Poll bilang 95% calon pemilih ingin memilih saya, jadi sudah pasti saya akan terpilih!” kata Alex bangga.
Toto terbahak-bahak.
“Hey, liat sekelilingmu. Semua orang sudah mati. Cuma kita berdua yang hidup!"
"Siapa yang akan memilihmu?, mau jadi Presidennya siapa?” Toto kembali terbahak-bahak.
“Saya akan berjalan pulang, pasti di sepanjang jalan saya akan bertemu orang orang lain!” kata Alex.
“ Silahkan aja kalau mau!” Toto tersenyum.


Alex berjalan lebih dari 2 jam, akhirnya dia sampai juga di rumahnya.
Tapi benar kata pengemis itu, Rumah megahnya sudah rata dengan tanah.
Tidak ada seorangpun di sekitar itu. Tidak ada telpon atau alat komunikasi lain yang bisa digunakan untuk mencari manusia lain.
Alex mulai berjalan ke arah lain, berusaha mencari manusia lain yang selamat.
Tak terasa dia sudah berjalan semalaman tanpa tidur.
Kakinya terasa sangat letih. dan dia jatuh tertidur di rerumputan di sebuah taman.


Paginya Alex meneruskan berjalan kaki sepanjang kota itu. Tapi masih belum menemukan manusia yang selamat. Tidak ada pula bangungan yang selamat, tak ada kendaraan yang selamat. Setelah berputar-putar di seputar kota itu, akhirnya Alex kembali bertemu dengan Toto.
“Udah ketemu apa yang kau cari?” tanya Toto.
Alex menggeleng.
“Kau lapar?” tanya Toto.
“Nih makan kalau mau!” Toto menyodorkan sepotong roti yang kotor.
Alex merasa jijik. Tapi sudah seharian dia tidak makan. Dia tidak berhasil menemukan makanan.
“Bagaimana caramu bisa menemukan makanan?” tanya Alex.
“Itu keahlian saya, Saya sudah pengalaman jadi gembel puluhan tahun.” kata Toto bangga.
“Apa keahlian kamu?” tanya Toto.
“Saya menguasai 20 bahasa, Saya mengerti Biotechnology dan ahli Politik. Aku juga pebisnis!” kata Alex.
“Ilmu ilmu kamu tidak berguna sekarang!” kata Toto menertawakannya.
“Yang kita perlukan adalah ilmu bertahan hidup, Ilmu gembel saya!” kata Toto.
“Ayo, saya ajarin ilmu gembel saya, sekarang kita cari makanan di tong sampah!” kata Toto.

Alex terpaku. Mungkin pengemis itu benar, pikirnya.
Alex teringat kata Socrates,“The only thing I know is that I know nothing.”

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.