Sepenggal Cerita di Kebun Cengkeh

Ketika ketakutan dan kelucuan menyatu.

Sepenggal Cerita di Kebun Cengkeh
Sumber foto : Pinterest

Setelah seharian memetik bunga cengkeh, saatnya istirahat sejenak melepas lelah. Menikmati semilir angin yang berembus dari puncak bukit. Duduk santai di atas tikar plastik lusuh sambil berselonjor kaki. Kuhirup kopi yang tersisa setengah botol.

Saat sedang asik menikmati pemandangan hamparan padi yang menghijau di depan kebun, tiba-tiba terdengar bunyi gemerisik suara dedaunan kering. Ah, mungkin itu bunyi langkah ayam yang mencari makan, pikirku. Namun bunyi itu semakin mendekat.  Aku menoleh ke belakang, nampak seekor ular abu-abu kehitaman bergerak pelan. Karena kaget, refleks aku berdiri dan berlari ke kanan. Ular itupun tampak kaget. Terlihat saat kepala dan sebagian badannya terlempar ke belakang dan bergerak cepat ke kiri.

"Ular ... ada ular, Inna!" Aku berteriak pada adik sepupuku yang masih berdiri di tangga sedang memetik cengkeh. 

Dalam sekejap Inna sudah memijak tanah padahal tadi dia berada cukup jauh di atas dekat pucuk pohon, dan jarak antar anak tangga yang cukup lebar.

"Mana? Mana ularnya, Daeng?" tanya Inna dengan napas memburu. Karung plastik berisi cengkeh terlepas dari pegangannya.

"Ularnya sudah kabur masuk semak-semak," jawabku sambil tertawa. "Mungkin kaget liat mukaku."

"Iye, muka cu"mala." Ekspresi Inna terlihat lucu. Perpaduan kaget, lelah, dan ingin ketawa.

"Lucu, Na. Saya dan ular sama-sama kaget. Saya lari ke kanan, ularnya lari ke kiri. Andai ularnya lari ke saya, pasti saya sudah lari terbirit-birit ketakutan." 

"Untungnya ular juga tidak naik ke tangga. Saya tidak bisa bayangkan andai ularnya naik. Saya mau lari ke mana?"
Kami terbahak-bahak.

Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti memetik cengkeh, dan kami sibuk memungut cengkeh yang berhamburan keluar dari karung.

Setelah semuanya beres, kami pun beranjak pulang. Aku berjalan lebih dulu dan menunggu Inna di tepi jalan. 

"Inna ayooo, keburu maghrib," teriakku.

Inna terlihat mondar-mandir sibuk mencari sesuatu.

"Bentar ... cari helm dulu."

"Lah, itu di kepalamu apa?"

Inna memegang kepalanya lalu tertawa. 

"Gara-gara ular ini, jadi nda fokus."

Di atas motor yang melaju menuruni bukit, kami masih tertawa mengingat kejadian di kebun tadi.


Catatan :
cu'mala : dekil, kusam

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.