Aku Menjagamu Dan Engkau Menjagaku

SEBAGAI MANUSIA YANG KODRATNYA ADALAH MAKHLUK SOSIAL, MAKA TAK BAIK IA HIDUP MENYENDIRI (SOLITER). ANTARA MANUSIA SATU DENGAN YANG LAIN SALING TERGANTUNG (INTERDEPENDENSI).

Aku Menjagamu Dan Engkau Menjagaku

      Dari judul di atas terbersit kata saling, yaitu saling menjaga satu sama lain demi keselamatan bersama. Makhluk hidup yang namanya manusia memang tak dapat hidup sendiri atau seorang diri, sebab secara kodratinya manusia adalah makhluk sosial, bukan makhluk soliter (makhluk yang lebih suka hidup menyendiri). Pengertian soliter dalam biologi adalah makhluk hidup yang lebih suka hidup menyendiri. Merupakan lawan kata soliter adalah solider, biasanya juga disebutkan secara lengkap dengan kata solidaritas.

            Betapa menyenangkannya hidup bersama karena semua hal bisa dilakukan secara kerjasama, sehingga terasa lebih ringan dan dengan adanya solidaritas akan bisa meminimalisir sifat soliter. Pembahasan kata soliter dan solider penulis cukupkan dulu sampai di sini, karena penulis bertujuan mengajak para pembaca yang budiman untuk merenung sejenak bahwa sesungguhnya pandemi covid-19 belum usai. Oleh karena itu, jangan buru-buru merasa sudah aman lalu abai untuk menerapkan protokol kesehatan dan bereforia serta lupa menjaga diri masing-masing.

            WHO (World Health Organization) sebagai organisasi kesehatan dunia wanti-wanti mengingatkan kita semua harus tetap hati-hati (waspada) manakala pandemi covid-19 mengalami transisi menuju endemi. Dengan tegas WHO menyatakan bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Walaupun secara nasional puncak omicron sudah lewat, tetapi kasus aktif dibeberapa daerah seperti Tanjung Pinang dan Yogyakarta masih tinggi. Diperlukan kesadaran setiap individu untuk saling menjaga diri baik-baik. Ketatkan maskermu, jauhi kerumunan walau persyaratan swab antigen dan PCR sudah dihapus. Namun, isoman (isolasi mandiri) masih saja terjadi di mana-mana, berarti masih ada orang yang terpapar covid-19.

            Eling lan waspodo (selalu ingat dan waspada) di mana saja, kapan saja dan siapa saja adalah suatu keharusan. Berangkat dari kata saling yang dalam hal ini dimaksudkan adalah saling menjaga; yaitu: ‘Aku menjagamu dan kau menjagaku’ mengingatkan penulis pada teori interdependensi. Bahwa manusia itu secara kodratnya memang saling tergantung, manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain, mereka ada di tengah-tengah masyarakat. Sifat gotong royong orang Indonesia sangat terkenal, akan tetapi di saat pandemi covid-19 melanda tanah air orang menjadi enggan saling berkunjung atau bersilaturahmi sehingga kebersamaan semakin pupus.

Dependen – Independen – Interdependensi

            Awalnya, ketika seorang anak manusia terlahir ke dunia, ia sangat lemah. Ia sangat dependen (tergantung) kepada orang lain, siapa orang lain itu? Pastinya adalah orang yang ada didekatnya. Ibu…..ya seorang ibu yang melahirkan adalah tempat bayi bergantung dari segala kebutuhan hidupnya. Kemudian ia bertumbuh menjadi kanak-kanak dan dewasa; ketika ia sudah dewasa tentu masuk pada era independen (mandiri) sehingga ia tidak tergantung lagi karena sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Namun, apakah lalu sudah selesai? Jawaban pastinya adalah belum, karena setiap manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Ia perlu hidup bersama orang lain yang ada di sekitarnya.

            Menurut teori Interdependensi dalam Psikologi Sosial Antar Individu, kesalingtergantungan antara dua individu atau lebih yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya biasanya mereka akan saling memengaruhi baik dalam pikiran, perasaan atau perilaku masing-masing, sehingga bisa dikatakan saling berhubungan atau interdependen. Kesalingtergantungan adalah sifat yang melekat pada diri manusia; contoh: Betapa manis terdengar di telinga bila seorang berani mengatakan/mengungkapkan isi hatinya bahwa aku memerlukanmu, misalnya dalam pertemanan: ‘I need U dan dijawab I need U too’.

            Dalam keluarga misalnya, suami kepada isteri atau sebaliknya, yang mengatakan bahwa di antara mereka berdua saling membutuhkan untuk saling melengkapi dan saling memahami. Begitu juga halnya dalam pembelajaran misalnya, antara guru/dosen dan siswa/mahasiswanya. Jadi kata saling membutuhkan ini tidak hanya berlaku di antara muda-mudi saja sewaktu mereka masih berpacaran, suasana mesra seolah mereka tak dapat dipisahkan lagi; dan masih banyak lagi contoh lainnya seperti antara pedagang dan pelanggan, dan sebagainya.

            Berdasarkan konsep interaksi dan interdependensi  ditemukan adanya hubungan saling ketergantungan. Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih obyek memengaruhi atau memiliki efek satu sama lain, misalnya interaksi antara individu dengan individu. Adapun contoh-contoh interaksi yang dapat dikemukakan di sini, seperti:

  1. Interaksi antara individu dengan individu (seorang dokter dengan pasiennya; seorang kakak yang mengajari adiknya belajar).
  2. Interaksi antara individu dengan kelompok (seorang Presiden dengan rakyatnya; seorang pendidik dengan peserta didiknya).
  3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok (kerjasama antara TNI dan POLRI dalam menangani kasus; Pramuka dan Palang Merah Remaja dalam pemberian bantuan).

Selama dua tahun belakangan ini (masa pandemi covid-19) yang membuat manusia ‘terkungkung’, aktivitas sosial di masyarakat menjadi sangat terbatas maka ada rasa tidak nyaman di hati karena sesungguhnya tiap individu itu pastinya mempunyai ketergantungan dengan individu lainnya. Oleh karena itu, marilah kita menerapkan kesalingtergantungan yang baik, yang positif dengan saling menghargai, berbagi tujuan bersama dan memotivasi individu agar berusaha lebih keras, lebih berdisiplin dan lebih mawas diri dengan menggunakan prinsip: ‘Aku peduli pada kesehatanmu, maka aku menjagamu dan aku percaya bahwa Anda pun peduli kepadaku maka Anda pasti juga menjagaku’. Alangkah indahnya kerukunan dan jalinan kasih sayang di antara sesama manusia. Akhir kata, penulis yakin Indonesia segera terbebas dari wabah corona.

Jakarta, 14 Maret 2022

Salam penulis: E. Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia – tyasyes@gmail.com

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.