NGOPREK BUKU: Menulis Tanpa Ide

Catatan Kelas Menulis The Writers

NGOPREK BUKU: Menulis Tanpa Ide

.

.

Judul: Menulis Tanpa Ide

Penerbit: Brave Books

Penulis: Budiman Hakim

Cetakan ke-1, Oktober 2019

210 + ix halaman, 14 x 20 cm


 

Yang paling menarik dari buku ini adalah: tidak ditulis oleh penulisnya!

Dari proses penulisannya saja sudah menggambarkan judulnya, bahwa menulis itu bisa dilakukan walau tanpa ide. Bahkan jadi buku. Cukup tebal, tapi saya melahapnya tidak sampai seperempat hari. Karena dipotong mandi, sholat, dan cuti tahunan.

Buku ini adalah inisiatif dari Mas Andung, selaku gembong dari Brave Books. Dia meminta izin kepada Om Bud --panggilan Budiman Hakim-- untuk mengumpulkan kumpulan teks yang dikirim Om Bud dalam kelas menulis The Writers batch pertama, via Whatsapp. Sharing tentang menulis secara online.

Om Bud sendiri tidak merasa menulis buku ini, karena niatnya adalah mengirim WA kepada peserta workshop online yang lebih dari 100 orang itu. Ternyata tulisan yang berserak itu sayang kalau hanya beredar di WA. Akhirnya dibukukan Mas Andung dengan beraninya jadi buku. What a Brave Book!

Kalau membaca buku ini, tidak akan terasa membaca. Sama seperti Om Bud yang tidak merasa menulis buku ini. Saya pun tidak merasa telah membacanya, bahkan menamatkannya. Karena buku ini berbicara.

Setiap kalimatnya, kita seperti mendengarkan penulisnya berbicara langsung dengan kita. Apalagi ada bab "Chat dengan Om Bud". Makin terasa kita seperti ngobrol langsung dengan bapak dua anak satu istri ini.

Saya belum pernah bertemu dengan Om Bud secara langsung. Tapi saya sering melihatnya langsung di IG, saat siaran langsung. Kelangsungan itulah yang membuat ingatan saya terpasung, pada Om Bud yang sekarang perutnya sudah melendung.

Spontan, santai, blak-blakan. Gaya bicaranya khas. Coba kamu dengar langsung. Jadi ketika saya baca bukunya, terpatri gaya bicaranya. Ini buku apa ngobrol?

Saya tandai dua hal dalam buku ini. Pertama, menulis itu adalah emotional detox. Gara-gara dua kata itu, saya juga ingat proses Prof. B. J. Habibie waktu menulis buku Habibie-Ainun. Bahwa itu adalah saran dokter, untuk mengobati jiwanya yang begitu tergoncang setelah kehilangan istrinya. Menulis diharapkan mampu menyembuhkan psikisnya. Dan berhasil. Maka tepat sekali Om Bud menyebutkan bahwa menulis itu proses untuk mengusir rasa sakit, penderitaan, rasa bersalah, kesedihan, dan stres (hal. 4).

Kedua, yang saya suka adalah kalimat di halaman 22, "ide itu gak bisa dipikirin tapi harus dipancing". Kita seringkali mentok dan bilang lagi gak ada ide. Writers block. Stuck. Gak ada ide buat nulis. Tapi kalimat Om Bud mengubah paradigma itu. Bahwa ide itu harus dipancing, supaya mampir ke otak kita. 

Dan akhirnya saya suka quote ini: "Jangan menunggu ide datang padamu baru menulis. Menulislah dulu maka ide akan datang padamu."

Saya sarankan untuk tidak membaca buku ini, karena Om Bud sendiri yang akan "berbicara" begitu kita membuka bab pertama. Saya tidak bisa mengatakan Om Bud mulai berbicara sejak halaman pertama, karena di situ ada Mas Andung yang nyempil berkata: "biar afdol dikasih kata pengantar."

Dan kalau mau benar-benar ngobrol dengan Om Bud secara langsung, ikuti saja kelasnya. The Writers di WA. Bisa-bisa menulis akan jadi kegiatan otomatis, karena di kelas itu juga ada Kang Asep Herna yang memberi materi hypnotic writing.

Hati-hati dengan mereka berdua!

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.