Namaku Mamat

Namaku Mamat
Awalnya, Mamat adalah nama panggilan saya di lingkungan teman-teman yang suka kemping-kemping. Terbawa sampai saya kuliah, bahkan dosen-dosen kenal saya dengan nama panggilan itu. Tanpa tahu nama asli saya
 
Memenuhi kewajiban akademik, kami mahasiswa arkeologi praktek penggalian di belakang Candi Prambanan. Saat yang bersamaan, oom saya sekeluarga liburan di Yogya. Tahu saya KKL di Prambanan, beliau pun berusaha menemui. Tapi, mas dosen yang dijumpainya tak kenal mahasiswa yang nama lengkapnya disebutkan oleh oom (nama lengkap saya sesuai dengan akte kelahiran!). Buat cari satu-satu, mayan ribed karena kami tersebar di berbagai kotak galian dalam radius sekian ratus meter tak beraturan.
 
Oom pun pasrah. Beliau menyerah. Memutuskan untuk pergi saja. Saat menyalakan mesin mobilnya itulah matanya menangkap sosok saya yang keluar dari kotak galian tak jauh dari situ.
 
"Itu dia ponakan saya!" oom berseru girang.
 
"Ooo, si Mamat!" respon mas dosen. "Mat! Mat! Ada oom lo nih!" panggil mas dosen.
 
Pasti sudah bisa diduga donk ya, bahwa sejak itu si oom memanggil saya Mamat. Sampai akhir hayatnya.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.